Hari Yang Berbeda
Teman-teman, pernah nggak kalian merasa seperti dunia ini terlalu berat untuk dihadapi? Yap, itu yang saya rasakan beberapa waktu lalu. Selama hampir setengah tahun, saya benar-benar memutuskan untuk ‘bersembunyi’ di rumah. Nggak hanya karena pandemi yang bikin kita semua was-was, tapi lebih karena saya sedang berjuang dengan kondisi yang didiagnosis sebagai bipolar yang memasuki fase depresi. Dan itu bener-bener tidak gampang. Ada hari-hari dimana saya cuma bisa termenung ke dinding kamar, merasa semua hal di luar sana begitu menakutkan dan nggak ada yang bisa dipercaya.
Tapi, seperti kata pepatah, “setelah badai pasti ada pelangi”, hari ini adalah hari spesial buat saya. Setelah berbulan-bulan di rumah, hari ini hari perdana memutuskan untuk melangkah keluar. Ini bukan sekadar jalan-jalan biasa. Ini adalah langkah besar buat saya, kembali ke ruangan publik, bertemu banyak orang, dan yang pasti, menguji seberapa jauh saya sudah mengatasi kecemasan yang dialami.
Kita semua tau, keluar dari zona nyaman itu nggak mudah, terutama setelah apa yang aku alami. Tapi, hari ini beda. Ada rasa gugup, pasti, tapi lebih dari itu, ada semangat yang tumbuh. Seperti ada suara kecil di kepala yang bilang, “Kamu bisa, kamu pasti bisa!” Dan tau nggak, itu bener-bener membantu.
Kegiatan Pertama: Coffee Morning Kadin Banyumas
Setelah hari-hari yang penuh tantangan dan perjuangan dengan diri sendiri, pagi ini saya memulai langkah baru. Hari ini, saya menghadiri acara Coffee Morning Kadin Banyumas, sebuah acara yang menandai kembalinya saya ke ruangan publik, setelah lama absen. Bagi banyak orang, mungkin acara seperti ini terdengar biasa saja. Tapi bagi saya, ini adalah momen yang sangat berarti. Ini bukan hanya tentang kopi pagi, tetapi tentang melawan rasa cemas dan takut yang selama ini menghantui saya.
Acara ini dihadiri oleh segenap pengurus dan anggota Kadin Banyumas, termasuk kehadiran Bapak Sadewo Tri Laksono, mantan wakil bupati Banyumas, yang kharismatik dan dikenal oleh banyak orang. Saya ingat betul, saat pertama kali memasuki ruangan, perasaan cemas saya naik daun. Tapi, saat melihat wajah-wajah familiar dan hangat, rasa itu perlahan memudar. Saya menyadari bahwa ini lebih dari sekedar acara, ini adalah tentang kembali ke masyarakat, tentang kembali berinteraksi dan merasakan kehidupan sosial.
Salah satu hal yang paling saya takutkan adalah bagaimana reaksi orang lain terhadap ketidakhadiran saya selama ini. Tapi ternyata, kekhawatiran itu tidak terbukti. Sebaliknya, saya diterima dengan tangan terbuka. Tidak ada yang bertanya terlalu dalam atau membuat saya merasa tidak nyaman. Justru, mereka memberikan dukungan dan rasa mengerti yang membuat saya terharu. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga, sebuah pengingat bahwa terkadang, kekhawatiran kita lebih besar dalam pikiran daripada kenyataannya.
Saat acara berlangsung, saya mulai merasa lebih santai. Percakapan demi percakapan mengalir dengan mudah. Diskusi tentang berbagai topik, mulai dari bisnis hingga kehidupan pribadi, membuat saya lupa akan kecemasan yang sempat menghantui. Saya merasa seperti kembali ke masa-masa sebelum depresi dan bipolar menguasai hidup saya. Ini adalah momen dimana saya benar-benar merasa hidup kembali, terlibat dalam percakapan dan tawa.
Melalui acara ini, saya juga belajar banyak hal. Salah satunya adalah pentingnya komunitas dan dukungan sosial dalam proses penyembuhan. Saya menyadari bahwa saya tidak sendirian, dan bahwa ada banyak tangan yang siap membantu. Saya juga belajar bahwa terkadang, langkah terberat adalah langkah pertama. Setelah itu, semuanya menjadi lebih mudah.
Tidak hanya itu, acara ini juga memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain. Bapak Sadewo Tri Laksono, misalnya, berbagi tentang perjalanannya dan bagaimana dia mengatasi tantangan dalam karirnya. Cerita dan nasihatnya sangat inspiratif, memberi saya perspektif baru tentang bagaimana menghadapi masalah dan melangkah maju.
Dari acara ini, saya membawa pulang lebih dari sekedar kenangan. Saya membawa pulang kepercayaan diri, inspirasi, dan motivasi untuk terus melangkah maju. Saya juga membawa pulang kehangatan dari komunitas yang telah memberi saya ruang untuk tumbuh dan berkembang. Ini adalah pengalaman yang akan saya kenang dan syukuri, sebuah langkah besar dalam perjalanan penyembuhan saya.
Dan saat acara berakhir, saya merasa lebih kuat. Saya merasa lebih siap untuk menghadapi hari-hari yang akan datang. Saya tahu bahwa perjalanan saya belum selesai, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Tapi setelah hari ini, saya merasa lebih percaya diri untuk menghadapi apa pun yang mungkin datang. Saya tahu bahwa dengan dukungan yang tepat, saya bisa mengatasi apa pun.
Aktivitas Setelah Acara
Setelah meninggalkan acara Coffee Morning Kadin Banyumas yang penuh makna itu, langkah saya tidak berhenti di situ. Ada pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan. Bekerja dari rumah, yang selama ini menjadi rutinitas, ternyata memberikan kenyamanan tersendiri. Saya merasakan ketenangan saat menatap layar komputer dan memulai pekerjaan yang tertunda.
Di sini, di ruang kerja saya, terasa ada kedamaian yang berbeda. Setelah interaksi sosial yang cukup intens di acara pagi tadi, kembali ke ruang pribadi memberikan waktu untuk refleksi dan pemulihan energi. Sambil mengetik, sesekali saya menengok ke luar jendela, mengamati langit yang cerah. Ada rasa syukur yang mendalam, mengingat beberapa bulan lalu, melakukan hal sehari-hari seperti ini terasa begitu berat.
Namun, hari ini tidak hanya tentang menyelesaikan pekerjaan kantor. Ada agenda lain yang juga penting: persiapan untuk kegiatan lanjutan dengan HIPMI Banyumas. Sebagai bagian dari komunitas bisnis lokal, kegiatan ini penting bukan hanya untuk networking, tapi juga sebagai wadah untuk berkontribusi pada kemajuan ekonomi daerah. Saya selalu percaya bahwa menjadi bagian dari sebuah komunitas bukan hanya tentang apa yang bisa kita dapat, tapi juga tentang apa yang bisa kita berikan.
Saya tahu, kegiatan bersama HIPMI Banyumas ini berbeda dari rutinitas sehari-hari. Ini adalah tentang berbagi visi, menginspirasi, dan dibangun di atas keinginan bersama untuk melihat kemajuan di komunitas kami. Jadi, meskipun kelelahan mulai terasa, ada semangat yang terus berkobar.
Saya menyadari, kegiatan seperti ini adalah bagian dari perjalanan penyembuhan saya. Interaksi sosial, berbagi ide, dan bekerja sama untuk tujuan yang lebih besar memberikan dampak positif pada kesehatan mental saya. Ini membantu saya untuk tidak hanya fokus pada masalah pribadi, tetapi juga melihat gambaran yang lebih besar, yaitu kontribusi saya terhadap komunitas.
Saat hari mulai beranjak sore, saya meluangkan waktu sejenak untuk merenung. Ini bukan hanya tentang kembali ke rutinitas, tetapi tentang menemukan keseimbangan antara pekerjaan, kegiatan sosial, dan waktu untuk diri sendiri. Hari ini, saya merasa telah membuat langkah besar. Langkah yang tidak hanya tentang menghadapi kecemasan, tetapi juga tentang kembali berkontribusi dan merasa berharga.
Saya tahu ini baru awal dari banyak hal yang akan datang. Dan dengan setiap langkah yang saya ambil, saya semakin menyadari bahwa meskipun perjalanan ini mungkin panjang dan penuh tantangan, saya tidak sendirian. Ada banyak orang di sekitar yang mendukung, dan itu adalah kekuatan terbesar yang bisa kita miliki.
Agenda Pra-Muscab BPC Banyumas
Setelah selesai dengan pekerjaan, fokus saya beralih ke agenda yang tidak kalah penting: Pra-Muscab BPC Banyumas. Acara ini, bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan sebuah momen penting yang menandai persiapan untuk Musyawarah Cabang (Muscab) yang akan datang. Ini adalah saat dimana kami, sebagai bagian dari organisasi, berkolaborasi untuk merencanakan masa depan.
Pra-Muscab ini dihadiri oleh berbagai sosok penting, mulai dari pengurus BPC Banyumas, perwakilan dari BPD Jateng, hingga Ketua Dewan Pembina. Setiap hadirin membawa energi dan ide-ide segar yang penting untuk perkembangan organisasi. Saya merasa terhormat bisa berada di antara mereka, berbagi ruang dan waktu untuk membahas masa depan yang kita semua cita-citakan.
Agenda acara cukup padat dan dan berlangsung santai. Kami membahas tentang penetapan tanggal dan tempat pelaksanaan Muscab yang akan datang. Ini bukan hanya tentang menentukan hari dan lokasi, tetapi juga tentang memastikan bahwa setiap detail telah dipertimbangkan dengan matang.
Selanjutnya, kami membahas tentang pembentukan Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC). Ini adalah bagian krusial dari setiap acara. SC dan OC adalah jantung dari Muscab, mereka yang akan mengatur alur, memastikan semua berjalan lancar, dan setiap detail terlaksana sesuai rencana. Diskusi ini cukup intens, karena setiap orang ingin memastikan bahwa yang terpilih adalah mereka yang paling kompeten dan mampu membawa Muscab ke sukses.
Diskusi ini tidak hanya berfokus pada logistik, tetapi juga pada bagaimana Muscab dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan organisasi dan kontribusinya terhadap masyarakat.
Dalam setiap pembahasan, satu hal yang selalu kami tekankan adalah harapan agar Muscab berjalan lancar, situasi kondusif, dan semua kontestasi berlangsung dalam suasana yang harmonis. Kami ingin memastikan bahwa siapapun yang terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) berikutnya akan mampu membawa organisasi ini ke arah yang lebih baik, mengatasi tantangan-tantangan yang ada, dan lebih penting lagi, memperkuat tali silaturahmi antara anggota.
Slogan “Bertanding untuk bersanding” selalu menjadi mantra kami dalam setiap kontestasi. Ini bukan sekadar kata-kata, tetapi filosofi yang mengingatkan kita semua bahwa persaingan dalam Muscab, Musda, atau Munas adalah tentang berjuang bersama-sama, bukan memecah belah. Kami semua berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai ini, menjadikan setiap kontestasi sebagai kesempatan untuk bersatu, bukan terpecah.
Saya percaya, dengan langkah-langkah yang telah kita tetapkan hari ini, Muscab yang akan datang tidak hanya akan berhasil, tetapi juga menjadi tonggak baru dalam sejarah organisasi kami.
Saya berharap, dengan dukungan dan kerja keras dari semua pihak, kepengurusan yang akan datang akan membawa perubahan positif, tidak hanya untuk organisasi, tetapi juga untuk Kabupaten Banyumas secara keseluruhan.
Terakhir…
Seiring dengan berakhirnya agenda Pra-Muscab BPC Banyumas, hati saya dipenuhi dengan berbagai emosi. Ada harapan, ada antisipasi, dan tentu saja, ada sedikit kegugupan. Kegugupan ini bukan karena ketakutan, tetapi lebih karena penasaran tentang siapa yang akan terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) baru. Pemilihan ini bukan hanya tentang siapa yang akan memimpin, tetapi juga tentang arah masa depan organisasi kita.
Ketum baru yang akan terpilih bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang pembawa perubahan, inspirator, dan motivator bagi kita semua. Saya berharap, siapapun yang terpilih nanti, dapat membawa HIPMI BPC Banyumas ke tingkat yang lebih tinggi, mengatasi tantangan yang ada, dan membuka peluang baru untuk kita semua.
Di momen-momen seperti ini, saya teringat bahwa setiap perubahan, setiap keputusan, membawa dampak yang signifikan tidak hanya untuk organisasi, tetapi juga untuk masyarakat luas. Sebagai bagian dari komunitas bisnis, kami memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada perekonomian daerah, memberikan dampak positif pada masyarakat, dan membantu menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Kabupaten Banyumas.
Oleh karena itu, di sini, saya ingin memohon doa dan dukungan dari kalian semua. Mari kita berdoa agar proses pemilihan Ketum berjalan lancar, adil, dan menghasilkan pemimpin yang terbaik untuk kita. Doa dan dukungan kalian adalah kekuatan yang akan membantu kami melalui proses ini. Setiap doa, setiap dukungan, adalah sebuah semangat bagi kami untuk terus maju dan berusaha memberikan yang terbaik.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah mendukung saya selama ini, baik dalam perjalanan pribadi maupun profesional saya. Tanpa dukungan kalian, saya tidak akan bisa berada di posisi ini sekarang. Saya percaya, dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari semua pihak, kita bisa mencapai impian dan cita-cita kita.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi yang pasti, dengan bersama-sama, kita bisa menghadapi apapun. Mari kita sambut masa depan dengan penuh harapan, kerja keras, dan tentu saja, tetap menjaga silaturahmi antara kita semua.
Terima kasih, teman-teman. Mari kita bersama-sama melangkah ke masa depan yang lebih cerah dan penuh dengan kemungkinan. Kita semua bagian dari perjalanan ini, dan saya yakin, bersama, kita bisa mencapai lebih banyak.