Pentingnya bersyukur dalam hidup

Kundiharto
10 min readNov 28, 2023

--

Halo teman-teman! Hari ini kita bakal ngobrolin satu hal yang pasti pernah ngerasain semua orang: gimana sih kita sering banget fokus ke hal negatif, padahal sebenernya ada hal baik yang bisa kita nikmati juga? Ini kayak jadi kasus klasik dalam hidup kita yang gak bisa dilewatkan begitu aja.

Jadi begini, bayangkan kita lagi duduk di meja makan, sarapan pagi. Ada roti bakar yang udah dibikin, kopi hangat yang harum banget, tapi kita bawaannya cuma bisa mikirin traffic yang akan kita hadapi di jalan menuju kerja. Udah tau rasanya, kan? Otak kita udah di masa depan, sementara perut kita baru ngeliatin roti bakar.

Ngomongin fokus ke hal buruk, yah, ini kaya kebiasaan manusia yang gak bisa dihindari. Apa lagi yang bikin kita gelisah? Ketika kita lagi terjebak di kemacetan panjang, kita bakal lebih muda kesel dan mungkin sampai mikir, “Ini pasti sengaja nih, ngerjain gua!” Ya, kita seringkali lebih nyaman mengutuk situasi daripada melihat sisi baiknya, kayak misalnya kita bisa sambil dengerin podcast favorit selama macet.

Nah, sekarang kita masuk ke point kedua, yang gak kalah pentingnya, yaitu pentingnya bersyukur dalam hidup. Kita seringkali lupa untuk merasa bersyukur atas hal-hal kecil yang sebenernya bikin hidup kita lebih berwarna. Misalnya, cuaca yang cerah di pagi hari. Kita bangun, liat matahari bersinar terang, tapi kita lebih sibuk mikirin email yang nunggu di kotak masuk daripada ngeliatin keindahan alam yang gratis ini.

Terus, ada juga hal lain yang sering luput dari perhatian kita, yaitu orang-orang yang selalu ada buat kita. Gak cuma keluarga, temen-temen kita juga. Tapi, seringkali kita lupa ngucapin terima kasih atau bahkan cuma bilang, “Apa kabar?” itu juga udah bisa bikin orang lain seneng. Sama seperti kita, mereka juga butuh dihargai.

Mengapa Kita Sulit Bersyukur

Terkadang, ya, kita itu aneh-aneh ya, teman-teman. Bayangkan kita lagi duduk di ruang tunggu bandara, bawaan udah nyaman, ada buku yang menarik, tapi apa yang kita lakukan? Ya ampun, kita fokus pada satu hal yang bikin kita emosi banget, penerbangan kita delay. Rasanya udah kayak jadi pemain dalam drama tragedi. “Kenapa begini sih? Kok gue selalu yang kena sial begini?”

Nah, itu baru contoh kecilnya. Kita tuh kadang kayak lupa banget sama empati. Kita kesel banget sama delay penerbangan sampe lupa kalo petugas di sini juga kerja keras. Mungkin aja ada masalah teknis atau cuaca yang gak bisa mereka kendalikan. Tapi kita, ya ampun, ngerasa kayak jadi korban tragedi besar.

Kenapa ya kita seringkali gak bisa merasakan apa yang orang lain rasain? Contohnya, temen kita lagi cerita masalahnya, dia lagi galau banget, tapi kita cuma bisa mikir, “Ah, gak usah overreact deh. Gue juga pernah yang lebih parah!” Kita lupa kalo tiap orang punya perasaan dan pengalaman sendiri. Lagipula, gak ada perlombaan siapa yang paling menderita, kan?

Terus, yang lebih gawat lagi, kita sering terlalu fokus pada diri sendiri. Misalnya, kita lagi berlari di taman dan tiba-tiba ada angin kencang. Iya, pasti bakal bikin kita kesel, tapi yang jadi masalah, kita gak bisa berhenti komplain tentang angin itu. Kita lupa, ada momen ketika anginnya mendukung kita dan kita bisa berlari kencang tanpa banyak usaha.

Jadi, kesimpulannya, kita seringkali kesulitan bersyukur karena kurangnya perhatian terhadap kesulitan orang lain dan terlalu fokus pada diri sendiri. Jadi, next time kita lagi merasa mau komplain atau kesel, mungkin coba deh stop sebentar dan mikirin apa yang orang lain rasain. Siapa tau kita bisa jadi orang yang lebih empati dan bersyukur dalam hidup!

Fokus pada hal buruk dalam hidup

Mari kita lanjutin obrolan kita tentang mengapa kita seringkali kesulitan bersyukur. Tadi kita udah bahas yang pertama, yaitu kurangnya perhatian terhadap kesulitan orang lain. Sekarang, mari kita ceritain yang kedua, yang juga sering bikin kita kehilangan fokus dalam bersyukur: fokus pada hal buruk dalam hidup.

Coba deh, bayangin situasi ini: kita lagi naik sepeda atau lagi lari di taman, tiba-tiba angin berhembus kuat banget dari depan, seperti musuh bebuyutan yang ingin ngegoyangin kita. Nah, itu jadi momen di mana kita ngerasa kayak gak sanggup terus, semua pikiran kita cuma tentang gimana susahnya ngelewatin angin itu.

Analoginya, ini kayak hidup, ya. Kita lagi berusaha keras, punya target, tapi tiba-tiba ada masalah yang dateng dari depan, kayak angin berlawanan itu. Semua perjuangan kita rasanya berat banget. Kita mikir, “Kenapa selalu ada aja hal yang nyeret kita ke bawah?”

Sekarang, coba deh, inget-inget lagi, teman-teman, setelah kita lewatin angin yang keras tadi, apa yang terjadi? Ya, kita belok arah, anginnya malah bantu banget, jadi kita bisa lari lebih cepat atau sepedanya jadi lebih enteng. Tapi kadang, kita lupa untuk bersyukur sama angin yang ada di belakang kita itu. Kita lebih fokus pada momen susah tadi.

Itulah yang sering terjadi dalam hidup kita. Ada masalah kecil, dan kita jadi melupakan semua kebaikan yang udah ada di sekitar kita. Misalnya, kita lagi punya hari yang kurang baik, semua rencana kayaknya bermasalah, dan kita lupa bahwa di sekitar kita masih ada orang-orang yang peduli sama kita dan suasana yang bisa kita nikmati.

Jadi, intinya, teman-teman, kita seringkali kesulitan bersyukur karena kita gampang banget fokus pada hal buruk dalam hidup, kayak angin berlawanan tadi. Tapi kadang, kita cuma perlu belok arah, liat sisi positifnya, dan bersyukur atas apa yang udah kita punya. Nah, nantikan lanjutan obrolan kita, ya! Kita bakal bahas lebih dalam lagi tentang cara menghadapi tantangan ini.

Perbandingan Sosial dalam Bersyukur

Mari kita lanjutin obrolan kita tentang mengapa kita seringkali kesulitan bersyukur. Kita udah bahas kurangnya perhatian terhadap kesulitan orang lain dan fokus pada hal buruk dalam hidup. Nah, sekarang kita masuk ke point ketiga, yang juga cukup bikin kepala kita pening: perbandingan sosial dalam bersyukur.

Gini nih, teman-teman, seringkali kita punya kecenderungan banding-bandingin diri kita sama orang lain. Contohnya, bayangkan kamu lagi seneng-senengnya dengan gaji kamu yang Rp10 juta. Kamu bisa makan enak, jalan-jalan, beli barang-barang yang kamu suka. Tapi, tiba-tiba, temen masa kecil kamu, yang mungkin udah lama gak ketemu, cerita kalo dia sekarang gajinya Rp15 juta.

Trus, apa yang terjadi? Kita jadi mikir, “Aduh, gajinya lebih besar daripada gue. Kenapa gue gak kayak dia?” dan seketika semangat senang kita berubah jadi semangat iri. Padahal, tadi kita udah bahagia banget sama apa yang kita punya.

Nah, ini kan yang namanya perbandingan sosial. Kita gak lagi berfokus pada apa yang kita nikmati, tapi lebih peduli dengan apa yang orang lain punya. Terus, kita jadi lupa bersyukur atas apa yang udah kita capai. Contoh gaji ini cuma satu dari sekian banyak aspek dalam hidup kita yang bisa jadi objek perbandingan.

Bukan cuma soal gaji, tapi juga rumah, mobil, pekerjaan, atau bahkan jumlah followers di media sosial. Kita seringkali lupa kalo setiap orang punya perjalanan dan cerita hidup yang beda-beda. Seandainya kita tau apa yang mereka lewatin, mungkin kita bakal lebih bersyukur sama apa yang kita punya sekarang.

Jadi, kesimpulannya, teman-teman, perbandingan sosial itu bisa bikin kita susah bersyukur. Kita terlalu peduli dengan kesejahteraan relatif kita dengan orang lain daripada fokus pada kebahagiaan dan keberkahan yang udah kita miliki.

Studi tentang para atlet Olimpiade

Hai, teman-teman! Kita udah ngobrolin beberapa poin menarik tentang kenapa seringkali kita susah bersyukur. Yang pertama, kita bahas soal kurangnya empati sama kesulitan orang lain. Yang kedua, kita ceritain fokus kita yang terlalu kebanyakan pada masalah dan lupa ngeliat sisi positif. Sekarang, mari kita lanjut ke point ketiga yang cukup menarik: studi tentang para atlet Olimpiade!

Jadi begini, Olimpiade itu kan ajang kompetisi olahraga terbesar di dunia, ya? Di sana, ada atlet-atlet super hebat yang berlomba untuk mendapatkan medali emas, perak, dan perunggu. Nah, biasanya kita kira yang paling bahagia pasti pemenang medali emas, kan? Tapi nih, studi menarik mengungkapkan hal yang lain!

Bayangin deh, kita itu bener-bener juara kedua dan dapet medali perak. Kita bakal seneng banget, kan? Tapi, ternyata, para peneliti yang nonton rekaman saat para atlet menerima medali mereka malah kaget. Yang juara kedua alias pemenang medali perak justru terlihat kurang bahagia daripada yang juara ketiga alias pemenang medali perunggu. Aneh, ya?

Nah, gini ceritanya, para peneliti mikir, “Kenapa ya yang perak malah kurang seneng dari yang perunggu?” Trus mereka liat lagi rekaman-rekaman itu dan ada teori menarik. Atlet yang perak itu seringkali mikir, “Hah, kenapa tadi gue gak bisa lebih cepat? Kalo gue lebih bener lagi, gue bisa dapet emas!” Jadi, mereka malah merasa kayak hampir kesampean medali emas tapi gagal, jadinya kurang bahagia.

Sementara yang perunggu, mereka mikir, “Wow, gue dapet medali perunggu! Itu luar biasa!” Mereka bersyukur banget karena mereka udah berhasil mencapai podium. Jadi, mereka malah lebih bahagia daripada yang perak yang mungkin lebih ngelihat sisi “hampir tapi gagal.”

Nah, ada pelajaran berharga nih dari studi itu, teman-teman. Kita seringkali terlalu fokus pada apa yang belum kita capai, sementara sebenernya kita udah berhasil mencapai banyak hal bagus. Jadi, meskipun kita mungkin belum sampe ke posisi yang kita impikan, jangan lupa untuk bersyukur atas pencapaian-pencapaian kecil yang udah kita raih. Siapa tau, itu bisa bikin kita jadi lebih bahagia daripada yang perak!

Intinya, jangan terlalu ambisius sampai lupa bersyukur sama pencapaian kita yang udah ada, ya.

Cara Menjadi Orang yang Lebih Bersyukur

Kita lanjutin obrolan kita tentang cara menjadi orang yang lebih bersyukur dalam hidup. Udah kita bahas beberapa alasan kenapa kita sering susah bersyukur, sekarang mari kita ke point keempat, yaitu bagaimana kita bisa lebih bersyukur.

Jadi begini, kita seringkali fokus pada masalah dan lupa untuk melihat sisi baiknya. Nah, salah satu cara buat ngubah itu adalah dengan mulai menyadari kebaikan dalam hidup kita. Tapi, nih, gak perlu yang ribet-ribet, teman-teman. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil yang sering kita lewatin.

Misalnya, kita bangun di pagi hari, matahari bersinar terang, dan kita merasa segar. Itu udah kebaikan, kan? Atau kita bisa bersyukur karena cuaca cerah, bisa nikmatin secangkir kopi hangat, atau bahkan karena teman kerja yang baik hati yang bantu kita selesaikan tugas. Ini contoh-contoh kebaikan yang sering kita lewatin.

Supaya lebih praktis, coba kita luangkan waktu 5–10 menit setiap hari, entah pagi sebelum mulai aktivitas atau malam sebelum tidur. Waktu itu bisa kita gunakan untuk menuliskan tiga hal yang membuat kita bersyukur. Gak perlu yang besar-besar, teman-teman. Bisa apa aja, sekecil apapun itu. Mungkin cuacanya bagus, mungkin kita dapet surprise dari temen, atau bahkan cuma bisa bangun dengan semangat.

Ini kayak bikin daftar belanjaan kebahagiaan kita, deh. Setiap hari, kita tambah satu atau dua hal ke dalamnya. Hasilnya, kita bakal jadi lebih aware sama kebaikan-kebaikan kecil dalam hidup kita. Dan bukan cuma mengenali, tapi juga bersyukur atas mereka.

Nah, ini salah satu cara sederhana buat jadi orang yang lebih bersyukur, teman-teman. Gak perlu harus punya rumah gede atau mobil mewah. Cukup dengan menyadari kebaikan-kebaikan kecil dalam hidup, kita bisa jadi lebih bahagia dan bersyukur. Gampang, kan?

Intinya, jangan lupa untuk stop sejenak, lihat sekitar, dan catat apa yang membuat kita bersyukur. Bukan cuma buat diri kita sendiri, tapi juga bisa bikin orang-orang di sekitar kita jadi lebih bahagia. Jadi, mari kita jadi orang yang lebih bersyukur dan sekaligus menyebarkan kebaikan, ya!

Mengungkapkan rasa syukur kepada orang lain

Udah lama nih kita ngobrolin soal bersyukur. Tadi kita udah bahas banyak hal, mulai dari kenapa kita seringkali susah bersyukur sampe cara menyadari kebaikan dalam hidup. Sekarang, mari kita lanjut ke point berikutnya, yaitu bagaimana kita bisa mengungkapkan rasa syukur kepada orang lain.

Sebenernya, ya, seringkali kita punya rasa syukur, tapi kita gak pernah ngungkapinnya ke orang yang berkontribusi dalam hidup kita. Misalnya, kita seneng banget sama temen yang udah support kita dalam segala hal, tapi kita jarang ngomong ke dia, “Makasih, ya, udah selalu ada buat gue.”

Nah, sekarang, mari kita coba mikirin cara sederhana untuk mengungkapkan rasa syukur ini. Misalnya, kita bisa langsung bilang “makasih” ke orang yang udah bantu kita atau bikin hidup kita lebih baik. Gak perlu yang ribet-ribet, teman-teman. Sekali-sekali mengucapkan terima kasih itu udah jadi langkah awal yang baik.

Atau, coba kita luangkan waktu buat nulis kartu ucapan. Ingat, sejak zaman anak-anak, kita suka ngasih kartu ucapan, kan? Nah, mengapa kita berhenti melakukannya? Kartu ucapan bisa jadi cara yang indah buat mengungkapkan rasa syukur kita.

Tapi yang paling penting, teman-teman, tindakan lebih berbicara daripada kata-kata. Artinya, gak cuma bilang “makasih,” tapi kita juga tunjukkan dengan perbuatan kita. Misalnya, kita bisa bantu temen yang lagi kesusahan, atau kita bisa luangkan waktu buat orang yang kita cintai. Itu lebih berarti daripada sekedar kata-kata.

Penting banget nih untuk inget bahwa kita gak sendirian di dunia ini. Ada banyak orang yang berperan dalam hidup kita, baik itu keluarga, teman, atau bahkan orang yang kita kenal secara singkat. Mengungkapkan rasa syukur kita bisa bikin hubungan kita dengan orang-orang itu jadi lebih baik.

Jadi, teman-teman, yuk mulai dari sekarang kita jadi orang yang lebih sering mengungkapkan rasa syukur. Bukan cuma bikin kita jadi lebih bahagia, tapi juga bisa bikin orang lain senang. Ingat, gak perlu yang ribet-ribet, kadang kata “makasih” atau tindakan sederhana bisa punya dampak besar.

Pentingnya rasa syukur dalam kehidupan

Hai, teman-teman! Kita udah lama ngobrolin soal rasa syukur, ya? Udah bahas banyak hal, dari kenapa kita sering lupa bersyukur sampe cara-cara kita bisa jadi lebih bersyukur dalam hidup. Sekarang, saatnya kita ngambil kesimpulan dari obrolan kita yang seru ini.

Penting banget, teman-teman, untuk kita ingat betapa pentingnya rasa syukur dalam hidup kita. Kita seringkali terlalu fokus pada masalah, perbandingan dengan orang lain, dan apa yang belum kita capai. Padahal, ada banyak kebaikan dalam hidup kita yang sering kita lewatin.

Bersyukur itu bisa bikin kita lebih bahagia, lebih tenang, dan lebih bersyukur. Kita jadi bisa lebih aware sama kebaikan-kebaikan kecil dalam hidup kita. Gak perlu yang spektakuler, bisa aja kita bersyukur karena cuacanya bagus, bisa bangun dengan semangat, atau punya temen yang selalu ada buat kita.

Jadi, mari kita jadi orang yang lebih bersyukur, ya! Gak perlu banyak perubahan besar, cukup dengan langkah-langkah kecil. Kita bisa mulai dengan menyadari kebaikan dalam hidup, mengungkapkan rasa syukur kepada orang lain, dan tindakan nyata yang menunjukkan kita bersyukur.

Oh iya, sebelum kita akhiri obrolan kali ini, jangan lupa untuk berbagi pelajaran atau informasi yang kita dapat dari obrolan ini. Kita bisa cerita ke temen, keluarga, atau siapa aja yang kita rasa bakal bisa dapet manfaat dari obrolan kita tadi. Sharing is caring, kan?

Jadi, teman-teman, mari kita bersyukur atas kehidupan yang kita miliki, berbagi kebaikan, dan terus jadi orang yang lebih baik setiap hari. Kita udah selesai di sini, tapi obrolan tentang bersyukur ini bisa terus berlanjut dalam kehidupan kita. Sampai jumpa di obrolan berikutnya!

--

--

No responses yet